Anakalang, Gema Kawula-Suasana penuh semangat dan persaudaraan menghiasi halaman Paroki St. Klemens Katikuloku, Anakalang, Sumba Tengah, pada Sabtu, 11 Oktober 2025. Ratusan umat Katolik dari berbagai paroki di wilayah Dekenat Waikabubak berkumpul untuk mengikuti perayaan Bulan Misi Kitab Suci Nasional (BMKSN) 2025.
Dengan mengusung tema “Misionaris Harapan di Tengah Keragaman Budaya,” kegiatan ini menjadi wadah iman sekaligus pesta budaya yang meriah. Lebih dari 140 peserta ambil bagian, mewakili berbagai kelompok kategorial — mulai dari anak-anak Sekolah Dasar, remaja SMP dan SMA, TARUK, Orang Muda Katolik (OMK), PUGA, hingga Pasangan Suami Istri (Pasutri).
Pukul 09.00 WITA, halaman Pastoran Paroki St. Klemens dan Aula PUSPAS berubah menjadi pusat sukacita. Hujan sempat turun deras, namun tak menyurutkan semangat peserta. Lagu-lagu rohani, yel-yel, dan tawa anak-anak berpadu dalam suasana yang hangat dan akrab.

Beragam lomba digelar untuk menumbuhkan semangat misioner dan kreativitas umat: Cerdas Cermat Kitab Suci, Kuis Liturgi, Lektor, dan Kotbah untuk bidang iman; Vokal Solo dan Paduan Suara untuk bidang seni suara; Mewarnai dan Melukis untuk seni rupa; serta Tarian Tradisional, Tarian Kreasi, dan Fashion Show yang menampilkan perpaduan nilai iman dan budaya lokal.
Kekompakan peserta terlihat dari kostum dan atribut yang mereka kenakan. Setiap kelompok tampil totalitas, seolah ingin menunjukkan bahwa misi Gereja tidak berhenti di altar, tetapi hidup dalam gerak, warna, dan kreativitas umat.
Dalam sambutannya, Pater Paulus Nuho Kelen, CSsR, selaku Deken Dekenat Waikabubak, menyampaikan apresiasi tinggi atas kerja keras panitia dan para peserta.
“Saya melihat panitia kegiatan ini terdiri dari para imam muda serta para biarawan dan biarawati yang berkarya di Dekenat Waikabubak. Mereka bekerja luar biasa. Proficiat!” ujarnya disambut tepuk tangan meriah.
Ia juga mengingatkan seluruh peserta agar tidak berhenti pada euforia perlombaan, tetapi melanjutkan semangat misioner dalam kehidupan sehari-hari.
“Kita semua dipanggil menjadi misionaris harapan di tengah masyarakat yang majemuk. Bulan Misi ini adalah momentum untuk memperkuat persaudaraan dan kesaksian iman,” tegasnya.
Menjelang sore, kegiatan mencapai puncak dengan pengumuman para juara. Sorak sorai memenuhi aula ketika nama-nama pemenang diumumkan. Senyum lebar, pelukan, dan tepuk tangan mengiringi momen penuh kebanggaan itu.
Perayaan Bulan Misi tahun ini menjadi bukti nyata bagaimana Dekenat Waikabubak menghidupkan semangat misioner Gereja melalui kebersamaan, kreativitas, dan penghargaan terhadap budaya lokal. Dengan kegiatan ini, iman Katolik tidak hanya dibacakan — tetapi dinyanyikan, ditarikan, dan dihidupi bersama.


