KEUSKUPAN WEETEBULA,- Taruna Katolik (TARUK) Paroki St. Klemens Katiku Loku menjalani program live-in di Stasi Sta. Maria Waibaku pada 30–31 Agustus 2025. Kegiatan ini diinisiasi oleh paroki bekerja sama dengan Pusat Pastoral (PUSPAS) Keuskupan Weetebula.
Selama dua hari satu malam, 27 remaja taruk tinggal bersama umat setempat. Mereka ditempatkan di rumah-rumah keluarga, masing-masing dua orang per rumah. Agenda live-in mencakup pendampingan Anak Temu Minggu (ATM) dan Sekami, katekese bale-bale, doa rosario keluarga, misa Bersama dan kunjungan rumah umat.

Dalam setiap kegiatan, remaja TARUK dilatih untuk mengambil peran langsung, misalnya, pada sesi katekese dan doa rosario, mereka ditugaskan menjadi fasilitator di rumah-rumah umat yang berbeda. Selain itu, mereka juga mengunjungi umat yang sakit permanen serta keluarga yang kurang aktif dalam kehidupan menggereja.
Koordinator kegiatan, Rm. Beni Gola, Pr menegaskan tujuan live-in adalah membangun kepedulian dan rasa persaudaraan di kalangan remaja. “Kami ingin anak-anak TARUK memiliki iman yang matang dan menyadari bahwa Gereja bukan hanay masa depan semata, tetapi realitas yang hidup saat ini. Mereka juga diajak mengenal wajah Gereja di wilayah yang aksesnya terbatas,” ujar Rm. Beni.
Ia berharap pengalaman tinggal bersama umat dapat menumbuhkan empati dan semangat keberimanan pada para remaja. “Dengan saling mengunjungi, ada nilai merangkul, meneguhkan, dan mengarahkan. Kelak mereka diharapkan menjadi Orang Muda Katolik (OMK) yang mampu membawa perubahan, baik bagi diri sendiri maupun bagi Gereja,” tambah Rm. Beni.
Melalui program ini, para remaja TARUK belajar langsung arti persaudaraan kristiani, sekaligus meneguhkan kembali peran mereka dalam kehidupan menggereja di tingkat basis.


