30.3 C
Sumba
Tuesday, December 16, 2025
Media Resmi Keuskupan Weetebula

Berubah dan Berbuah: Imam dan Frater Weetebula Mantapkan Panggilan Lewat Rekoleksi Unio

Must read

Frater Chiko Ate
Frater Chiko Atehttp://keuskupanweetebula.org
Sedang menjalani Tahun Orientasi Pastoral di Komsos Weetebula

Weetebula, Gema Kawula — Dalam suasana tenang dan penuh persaudaraan, para imam Projo dan Frater Tahun Orientasi Pastoral (TOP) Keuskupan Weetebula menggelar rekoleksi bulanan sekaligus evaluasi program kerja Unio di Wisma Unio Keuskupan Weetebula, 4–5 November 2025.
Kegiatan dua hari ini bertujuan memperkuat spiritualitas dan memperdalam semangat kebersamaan di antara para pelayan Gereja.

Hari pertama, Selasa (4/11), dimulai dengan sesi rekoleksi dan permenungan rohani yang dipandu oleh RD. Nus Ngajo, mengangkat tema “Berubah dan Berbuah” yang diambil dari Injil Yohanes 10:1–11 tentang Gembala yang Baik.
“Bagi saya pribadi, gembala yang baik adalah buah dari perubahan yang sejati,” ujar RD. Nus dalam permenungannya. Ia mengajak para peserta untuk merefleksikan kembali panggilan mereka sebagai gembala yang rendah hati, mau mendengarkan domba yang tersesat, dan menuntun umat menuju kehidupan yang kekal.

Rekoleksi kemudian dilanjutkan dengan Perayaan Ekaristi Kudus yang dipimpin RD. Nyoman Lezo. Dalam khotbahnya, ia mengajak para imam dan frater untuk meneladani semangat St. Carolus Borromeus—yang pestanya dirayakan hari itu—sebagai gembala yang memberi diri tanpa pamrih.
“Belajarlah dari Yesus, Sang Guru Agung, yang selalu menuntun dengan kasih dan kesetiaan,” pesannya.

Memasuki hari kedua, Rabu (5/11), suasana rekoleksi bergeser ke ruang aula pertemuan. Kegiatan dibuka dengan perkenalan Frater TOP Tahun Pertama sebagai bentuk penerimaan dalam keluarga besar Unio.
Sesi dilanjutkan dengan evaluasi program kerja pengurus Unio periode sebelumnya. Diskusi berjalan hangat dan terbuka. Para imam membahas berbagai capaian, sekaligus menyoroti tantangan yang masih dihadapi, terutama terkait kelancaran pelaksanaan beberapa program.

Beberapa peserta menekankan pentingnya memperkuat komunikasi dan kolaborasi antaranggota. “Evaluasi ini bukan soal menilai, tapi mencari cara untuk bertumbuh bersama,” ujar salah satu peserta.
Fokus utama diskusi diarahkan pada komitmen memperbaharui semangat pelayanan dan menatap peluang karya pastoral ke depan.

Rekoleksi dan evaluasi dua hari itu ditutup dengan santap siang bersama. Canda ringan dan percakapan hangat di meja makan menjadi simbol nyata persaudaraan para imam dan frater, yang bertekad melanjutkan karya pelayanan dengan semangat baru — berubah dan berbuah bagi Gereja dan umat di Keuskupan Weetebula.

- Advertisement -spot_img

More articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisement -spot_img

Latest article