30.8 C
Sumba
Thursday, December 18, 2025
Media Resmi Keuskupan Weetebula

Umat St. Agustinus Wannokaza Jalani Ziarah Yubileum ke Dua Porta Sancta

Must read

Frater Chiko Ate
Frater Chiko Atehttp://keuskupanweetebula.org
Sedang menjalani Tahun Orientasi Pastoral di Komsos Weetebula

Weetebula, Gema Kawula — Lebih dari 150 umat Paroki St. Agustinus Wannokaza mengikuti Ziarah Yubileum pada Sabtu, 13 Desember 2025. Ziarah ini menjadi bagian dari perayaan Tahun Yubileum 2025 yang mengajak umat memperbarui iman dan pengharapan melalui perjalanan rohani.

Peserta ziarah datang dari berbagai kelompok usia, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa. Rombongan memulai perjalanan spiritual dengan mengunjungi Stasi Pakamandara sebagai Porta Sancta pertama. Setelah menempuh perjalanan panjang, para peziarah melanjutkan ziarah ke Porta Sancta kedua di Gereja Katedral Roh Kudus Weetebula.

Sekitar pukul 12.00 Wita rombongan tiba di Katedral dan mereka berkumpul di depan Porta Sancta untuk berdoa sebelum berarak masuk ke dalam gereja. Suasana khidmat bercampur sukacita tampak jelas di antara para peziarah. Kegiatan ini mencapai puncaknya dalam Perayaan Ekaristi yang dipimpin Pastor Paroki St. Agustinus Wannokaza, Rm. Edy Reda, Pr.

Dalam homilinya, Rm. Edy menegaskan bahwa ziarah yang dijalani umat merupakan ziarah pengharapan. Menurutnya, ziarah Yubileum mengingatkan bahwa hidup manusia pada hakikatnya adalah sebuah perjalanan iman di tengah realitas dunia. “Hidup adalah ziarah yang berpijak di bumi, berhadapan dengan kepahitan, kegagalan, dan penderitaan, namun tetap berpengharapan karena Tuhan tidak pernah mengecewakan,” ujarnya.

Ia mengajak umat memaknai pengalaman ziarah melalui tiga sikap iman. Pertama, keyakinan bahwa Tuhan senantiasa menyertai manusia sehingga umat tidak jatuh dalam keputusasaan. Kedua, kesadaran bahwa seluruh perjalanan hidup merupakan karya Tuhan yang menuntun manusia untuk terus bertumbuh dan berbuah dalam kebaikan. Ketiga, pemahaman bahwa hidup adalah panggilan untuk terus bertobat dan menjadi saksi pengharapan, sebagaimana teladan Yohanes Pembaptis.

Menutup homilinya, Rm. Edy mengajak umat menghidupi pesan Paus Leo dengan terus mendoakan perdamaian dunia, rajin merayakan Ekaristi, menerima Sakramen Tobat, serta merawat ciptaan melalui tindakan sederhana seperti menanam pohon sebagai bagian dari semangat Tahun Yubileum.

Salah seorang peziarah, Magdalena Deke Kaka, mengaku bersukacita dapat ambil bagian dalam ziarah tersebut. “Saya sangat bahagia karena mendapat kesempatan berdoa bersama dan menerima Tubuh dan Darah Kristus setelah perjalanan yang melelahkan. Pengalaman ini sungguh menguatkan iman saya,” katanya. Ia berharap rahmat Yubileum membawa berkat bagi keluarganya dan menumbuhkan panggilan hidup religius di tengah anak-anaknya.

Ungkapan serupa disampaikan Ester, yang akrab disapa Mama Oris. Ia mengaku terharu saat melewati dua Porta Sancta. “Momen ini hanya terjadi 25 tahun sekali. Saya merasakan bahwa setiap peristiwa hidup, jika dijalani dengan hati yang tulus, akan memberi makna yang mendalam,” ujarnya. Ia berharap ziarah ini meneguhkan dirinya dalam mendidik anak-anak dalam iman Katolik.

Setelah Perayaan Ekaristi, rangkaian kegiatan dilanjutkan dengan rekreasi bersama di Pantai Manangaaba. Di tempat itu, para peziarah menikmati santap siang bersama sebagai ungkapan syukur atas rahmat yang dialami sepanjang Ziarah Yubileum.

- Advertisement -spot_img

More articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisement -spot_img

Latest article