Weetebula, Gema Kawula-Orang Muda Katolik (OMK) Filipus Neri bersama kelompok Taruk dan seksi Kepemudaan Paroki Katedral Weetebula menggelar ziarah Yubelium kedua Porta Sancta di Keuskupan Weetebula pada Minggu, 7 Desember 2025. Rombongan berangkat dari halaman Katedral sekitar pukul 09.30 Wita menuju Paroki St. Gerardus Mayela Kalembuweri selanjutnya menuju ke Paroki St. Petrus dan Paulus Waikabubak.
Sejak keberangkatan, para peserta sudah menunjukkan antusias yang tinggi. Tujuan pertama yang disinggahi adalah Paroki St. Gerardus Mayela Kalemburi. Setibanya di sana, rombongan berhenti sejenak di halaman gereja untuk mengawali perjalanan rohani mereka dengan doa sebelum memasuki Porta Sancta. Setelah itu, para peserta melanjutkan doa bersama di dalam gereja. Suasana doa berlangsung dalam keheningan dan kekhusyukan.

Setelah berdoa di Gereja St. Gerardus Mayela Kalembuweri, iring-iringan lalu bergerak ke lokasi kedua, Porta Sancta di Paroki St. Petrus dan Paulus Waikabubak. Di sana, para peserta kembali mendaraskan doa-doa dengan tenang sebelum mengikuti puncak kegiatan berupa perayaan Ekaristi yang dipimpin oleh Moderator OMK Katedral, RD. Tibur Mari.
Dalam homilinya, RD. Tibur menyinggung visi damai yang disampaikan Nabi Yesaya—gambaran dunia baru tempat serigala tinggal bersama domba—sebagai metafora perubahan hati manusia menuju kelembutan. Ia menegaskan bahwa suasana damai itu hanya menjadi nyata bila umat menanggapi seruan Yohanes Pembaptis untuk bertobat. “Pertobatan bukan sekadar pengakuan, tetapi perubahan nyata—meninggalkan kebiasaan buruk dan menghasilkan buah dalam tindakan,” ujarnya. Ia juga mengajak orang muda belajar dari keberanian Yohanes Pembaptis yang tetap lantang menyerukan pertobatan meski berhadapan dengan berbagai karakter manusia seperti ahli Taurat dan orang Farisi.
Ketua OMK Katedral, Mario Maga, menyebut perjalanan tersebut sebagai pengalaman rohani yang membekas. “Ziarah Yubelium ini sangat mendalam bagi saya dan seluruh OMK, Kepemudaan, serta Taruk. Di Kalembuwei, doa pembukaan memberi kedekatan batin yang kuat. Waikabubak menjadi penutup yang indah,” katanya. Mario menambahkan bahwa ziarah bukan sekadar kunjungan ke tempat suci, tetapi perjumpaan jiwa yang mempererat persaudaraan umat dan meneguhkan identitas kaum muda Katolik.
Dalam pesannya, Mario mengajak kaum muda menjadikan pengalaman ziarah sebagai dorongan untuk membangun relasi yang lebih sehat dengan Tuhan dan sesama. Jadilah pelopor kebaikan di keluarga, sekolah, dan masyarakat,” ujarnya.
Setelah seluruh rangkaian doa dan perayaan Ekaristi, kegiatan ditutup dengan makan siang dan rekreasi bersama. Suasana hangat dan penuh tawa selama kebersamaan itu mempererat hubungan antarpeserta, sekaligus menghapus rasa lelah setelah menempuh perjalanan rohani yang panjang.
Ziarah ini meninggalkan kesan mendalam bagi 80 orang peserta yang terlibat. Banyak peserta merasakan pengalaman tersebut sebagai kesempatan untuk menata kembali hubungan dengan Tuhan serta memperbaharui semangat pelayanan. Momentum ini
diharapkan menjadi energi baru bagi generasi muda Katedral Weetebula agar semakin berperan aktif dalam kehidupan menggereja—menjadi motor penggerak paroki, menghadirkan wajah Gereja yang hidup, dinamis, dan penuh daya bagi umat.

