Manola, Gema Kawula,-Dekenat Weetebula menggelar pertemuan akhir tahun di Susteran Sang Timur (PIJ) Manola pada Senin, 8 Desember 2025. Pertemuan yang berlangsung dalam suasana hangat dan penuh kekeluargaan itu dipimpin oleh Deken Weetebula, P. Ferdy Ganti, SVD, didampingi Sekretaris Dekenat, RD. Rio Tolang. Para imam dan anggota dekenat hadir mengikuti agenda secara penuh, meski beberapa berhalangan karena tugas pastoral.
Dalam sapaan pembuka, P. Ferdy menyampaikan ucapan selamat kepada seluruh anggota yang hadir serta memberikan proficiat bagi para imam yang menerima penugasan baru
sebagai pastor paroki. Ia juga menyoroti peningkatan status Kuasi Paroki St. Fransiskus Xaverius Gollu Sapi yang resmi menjadi paroki penuh. Menurutnya, perkembangan ini mencerminkan dinamika positif Gereja lokal dan memperkuat semangat pelayanan pastoral di wilayah Weetebula.
Agenda berlanjut pada sesi evaluasi program sepanjang tahun. Para peserta meninjau kembali pelaksanaan berbagai kegiatan dekenat, termasuk pola koordinasi, keterlibatan anggota dekenat, serta efektivitas program yang telah dijalankan. Sejumlah usulan muncul untuk menyempurnakan format, muatan, dan strategi kegiatan Dekenat Weetebula pada tahun mendatang.
Dalam sesi ini, imam senior RD. Louis Keban, menekankan bahwa kehadiran para imam dalam pertemuan dekenat bukan hanya soal rekoleksi dan hal-hal rohani semata, tetapi ruang perjumpaan yang membangun sukacita bersama. “Apa yang sudah kita buat selama ini sudah bagus. Pertemuan dekenat adalah momen bergembira bersama. Kita tinggal melanjutkan dan meningkatkannya. Yang penting, setiap pertemuan memiliki agenda yang jelas,” ujarnya.
Di sisi lain, Pastor Paroki Kereroboh menyampaikan tantangan yang mereka hadapi terkait pembaruan dan penginputan data Biduk, termasuk minimnya pemahaman teknis di beberapa paroki. Ia mengusulkan pelatihan ulang agar pengelolaan data pastoral tersebut dapat berjalan lebih efektif. Pertemuan juga memunculkan seruan untuk meningkatkan kepedulian lingkungan serta memperkuat dukungan dekenat bagi para imam atau anggota komunitas yang sedang berduka.
Dalam wawancara terpisah, P. Ferdy menyampaikan apresiasi atas keterlibatan seluruh anggota dekenat selama setahun terakhir. “Ada persaudaraan dan perjumpaan yang menggembirakan. Harapan saya, seluruh anggota Dekenat Weetebula tetap kompak dan terlibat penuh dalam kegiatan dekenat,” katanya. Ia menegaskan bahwa pertemuan dekenat harus menjadi ruang yang meneguhkan pelayanan dan memperkuat kerja pastoral.
Ferdy juga berharap program dekenat pada tahun mendatang lebih responsif terhadap kebutuhan nyata medan pastoral, baik di tingkat dekenat maupun keuskupan. Ia mengajak setiap imam dan komunitas untuk merasa menjadi bagian penting dari Dekenat Weetebula. “Kita harus merasa memiliki dekenat ini agar tercipta kebersamaan dalam menjalankan karya pastoral,” ujarnya.
Pertemuan turut diwarnai sesi sharing dari para Suster Sang Timur selaku tuan rumah. Dalam kesempatan itu, para suster menyampaikan gambaran umum tentang perjalanan komunitas mereka sekaligus memohon dukungan dari para imam dan anggota dekenat. Bendahara Dekenat kemudian membacakan laporan keuangan sebagaimana yang biasa terjadi disetiap akhir pertemuan dekenat.
Suasana kekeluargaan semakin terasa ketika seluruh peserta duduk bersama menikmati santap siang, menandai berakhirnya rangkaian pertemuan. Setelah agenda selesai, para imam dan anggota dekenat kembali ke tempat tugas masing-masing dengan semangat baru.

