26.2 C
Sumba
Monday, December 15, 2025
Media Resmi Keuskupan Weetebula

Melintasi Pintu Suci: Prodiakon Wara Jalani Ziarah Porta Sancta

Must read

Frater Chiko Ate
Frater Chiko Atehttp://keuskupanweetebula.org
Sedang menjalani Tahun Orientasi Pastoral di Komsos Weetebula

Weetebula, Gema Kawula — Sebanyak 27 prodiakon Paroki Sang Penebus Wara, Waingapu, mengikuti kegiatan ziarah Porta Sancta ke Paroki Katedral Roh Kudus Weetebula, 30 November–01 Desember 2025. Ziarah ini menjadi bagian dari rangkaian rohani Tahun Yubileum Gereja Katolik yang mengundang umat untuk memperbarui iman dan hidup spiritual. Para peserta didampingi langsung oleh Pastor Paroki, P. Stef Rehi Mete, CSsR, dan  satu Fr. Top.

Perjalanan dimulai pada Minggu, 30 November 2025, pukul 15.00 WITA. Setelah menempuh perjalanan selama kurang lebih empat jam, rombongan tiba di Konventu Weetebula sekitar pukul 19.00 WITA. Agenda pertama adalah penerimaan Sakramen Tobat. Momen ini menjadi pintu masuk perjalanan batin para peserta sebelum memasuki Porta Sancta sebagai tanda pertobatan, pembaruan, dan komitmen hidup Kristiani.

Kegiatan berlanjut pada Senin, 01 Desember 2025, dengan Perayaan Ekaristi Kudus di Gereja Katedral Roh Kudus Weetebula yang dipimpin oleh P. Stef, CSsR. Perayaan ini bertepatan dengan peringatan dua martir gereja, Beato Redemptus dan Dionisius, yang dikenang karena kesetiaan dan keberanian mereka dalam mempertahankan iman hingga akhir hidup.

Dalam homilinya, P. Stef menekankan bahwa kedua martir tersebut mengajarkan kesaksian iman yang radikal. “Mereka meninggalkan kenyamanan hidup demi Kristus dan tetap setia meski dihadapkan pada ancaman eksekusi,” ujar P. Stef. Kesaksian itu, lanjutnya, selaras dengan semangat Masa Adven — masa penantian dan persiapan menyambut kelahiran Kristus yang telah meninggalkan kemuliaan surga dan mengambil rupa manusia untuk menyelamatkan dunia.

P. Stef mengingatkan bahwa pelayanan dalam gereja — baik sebagai prodiakon, religius, maupun umat — bukanlah sekadar tugas administratif atau rutinitas liturgi, apalagi jalan mencari penghargaan atau keuntungan diri. Pelayanan, katanya, menuntut dua sikap dasar: iman yang mendalam dan kesetiaan pada panggilan.

P. Stef mengajak seluruh peserta untuk meneladani keberanian dan kesetiaan para martir serta memohon rahmat ketekunan dalam menjalankan panggilan masing-masing, baik sebagai pelayan liturgi, kepala keluarga, maupun anggota umat paroki.

Usai misa, ziarah dilanjutkan dengan kunjungan ke Pakamandara yang juga ditetapkan sebagai salah satu Porta Sancta. Rombongan lalu menuju Rumah Budaya Sumba untuk melihat rekam jejak kekayaan budaya dan misi gereja di Pulau Sumba. Perjalanan ditutup dengan kunjungan ke Paroki Santo Petrus dan Paulus, Waikabubak, sebelum kembali ke Waingapu.

Ziarah ini diharapkan menjadi momentum pembaruan iman bagi para prodiakon, memperkuat motivasi pelayanan, serta memperdalam spiritualitas mereka dalam tugas perutusan di Paroki Sang Penebus Wara.

- Advertisement -spot_img

More articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisement -spot_img

Latest article