Weetebula, Gema Kawula– Dalam rangka Tahun Yubileum, lebih dari 60 umat Paroki Santa Elisabet Bondo Kodi mengadakan ziarah rohani ke Gereja Katedral Roh Kudus Weetebula, Kamis, 27 November 2025. Perjalanan yang diikuti utusan berbagai stasi dan lingkungan ini menjadi agenda resmi Dewan Paroki untuk memperdalam pertobatan serta memperkuat rasa kebersamaan di antara umat.
Rombongan ziarah dikoordinasi langsung oleh Pastor Paroki Romo Yoseph Dondo, Pr., didampingi Romo Ardi Loba, Pr., selaku Pastor Rekan, serta Frater Erno Taluk. Setelah menempuh perjalanan dari Bondo Kodi, para peziarah tiba di Weetebula sekitar pukul 10.30 pagi. Mereka memulai rangkaian doa dengan berjalan kaki di bawah terik matahari, menelusuri lorong jalan hingga tiba di depan porta sancta (Pintu Suci) Gereja Katedral.
Setelah melewati “Pintu Suci,” mereka melangsungkan doa bersama, dilanjutkan dengan waktu rehat sejenak sebelum memasuki momen sakral: penerimaan Sakramen Tobat melalui pengakuan pribadi.
“Kesempatan menerima sakramen tobat adalah momen penting untuk mempertegas makna Tahun Yubileum sebagai Tahun Rahmat dan Pertobatan,” ujar salah seorang peserta. “Semoga dengan menerima sakramen tobat hari ini, kami mampu menghayati iman dan menjadi manusia baru untuk menata hidup yang lebih baik.”
Puncak kegiatan spiritual ini adalah Perayaan Ekaristi Kudus, dipimpin oleh Romo Agus Tanggu Daga, Pr., didampingi oleh Romo Ardianus Loba, Pr. Perayaan Ekaristi berlangsung penuh khidmat, menyisakan sukacita dan keceriaan di wajah para peserta karena telah menerima anugerah hidup baru dalam sakramen tobat.
Dalam kotbahnya, Romo Agus mengangkat tema “Keluarga Peziarah Harapan.” Ia menegaskan kembali jatih diri sebagai umat Katolik yang dipanggil menuju keselamatan. “Mari kita menyadari bahwa kita semua dipanggil pada keselamatan, dan karena itu kita diutus untuk mengerjakan hal-hal baik dalam seluruh hidup kita,” ujarnya.
Mengutip inspirasi dari sabda Tuhan, Romo Agus mengajak semua peserta untuk memelihara iman dan persatuan yang kuat dengan Tuhan dalam menghadapi dinamika hidup. “Angkatlah mukamu, sebab penyelamatmu sudah dekat. Jangan menyerah pada persoalan, sebab kita ini adalah keluarga yang sedang berziarah, berjalan menuju Allah, dan bukan keluarga yang selesai melainkan keluarga yang terus bertumbuh dalam kasih dan kebaikan,” tegasnya.
Romo Agus juga mengingatkan, tugas panggilan sebagai Gereja yang berziarah adalah menjadi pembawa harapan di tengah dunia—suami bagi istri dan anak-anaknya, dan istri bagi suaminya. “Hari ini kita berziarah bukan dengan kaki melewati jalan panjang di bawah panas terik matahari, melainkan kita berziarah dengan hati,” tutupnya, berharap para peziarah kembali dengan damai, gembira, dan penuh pengharapan baru.
Mewakili umat yang hadir, Romo Ardi menyampaikan terima kasih dan proficiat kepada seluruh peserta ziarah yang turut ambil bagian dalam kegiatan ziarah rohani ini, dan juga kepada Romo Agus yang telah memimpin perayaan ekaristi kudus. Secara khusus, Romo Ardi, mengungkapkan rasa bangga dan sukacita yang besar, karena dapat mendampingi Romo Agus dalam perayaan Ekaristi tersebut. “Saya sangat berbangga dan senang karena hari ini saya bisa berdiri di samping guru saya untuk merayakan Ekaristi Kudus bersama,” ungkap Romo Ardi, mengenang Romo Agus sebagai guru dan pembinanya saat masih di seminari menengah.
Usai perayaan ekaristi, para peziarah menikmati makan siang bersama di halaman aula GSG, saling berbagi kisah dan pengalaman perjumpaan spiritual mereka. Momen ini menjadi penutup perjalanan rohani yang menguatkan, sebelum rombongan kembali ke Bondo Kodi dengan sukacita dan harapan baru untuk pelayanan sehari-hari.
Ziarah Yubileum ini menjadi bukti nyata komitmen umat Paroki Sta. Elisabet Bondo Kodi untuk senantiasa memperbaharui diri dan menjadi pembawa kasih serta berkat di tengah masyara

