26.2 C
Sumba
Monday, December 15, 2025
Media Resmi Keuskupan Weetebula

Menuju Porta Keselamatan: Ziarah Yubelium Legio Maria Bunda Allah Tak Bernoda

Must read

Frater Chiko Ate
Frater Chiko Atehttp://keuskupanweetebula.org
Sedang menjalani Tahun Orientasi Pastoral di Komsos Weetebula

Weetebula, Gema Kawula — Di tengah terik matahari akhir November, 57 anggota Legio Maria Bunda Allah Tak Bernoda dari Paroki Katedral Roh Kudus Weetebula melangkah perlahan menuju Pakamandara dalam rangkaian Ziarah Tahun Yubelium, Jumat, 21 November 2025. Dengan rosario di tangan dan nyanyian devosional yang tak putus, perjalanan ini menjadi bentuk ungkapan iman sekaligus pembaruan hidup rohani.

Peserta ziarah merupakan perwakilan dari tujuh presidium yang berada dalam kuria. Mereka memulai perjalanan dari Cabang SLBN sekitar pukul 09.30 WITA. Jarak perjalanan kurang lebih tiga kilometer itu ditempuh dengan berjalan kaki. Suasana ziarah berlangsung khidmat. Di sepanjang rute, para peserta melantunkan doa rosario, lagu pujian Maria, dan menyampaikan intensi pribadi serta doa untuk keluarga dan Gereja.

Rombongan tiba di lokasi ziarah di Pakamandara pada pukul 11.00 WITA. Sesampainya di halaman gereja, para peserta berkumpul di depan Porta Sancta atau Pintu Suci. Setelah melantunkan mazmur dan nyanyian pembukaan, para peziarah melintasi pintu suci secara bergiliran. Prosesi itu menjadi simbol pertobatan, pembaruan diri, dan tekad untuk memperdalam relasi dengan Allah dalam semangat Tahun Yubelium.

Setelah rehat sejenak, misa syukur dirayakan pada pukul 11.30 WITA. Perayaan dipimpin Romo Atanasius T. Ndate, Pr., dan didampingi Romo Evan Riba, Pr. Suasana misa berlangsung hening dan penuh kekhusyukan.

Dalam khotbah, Romo Atanasius mengingatkan kembali makna ziarah: bukan sekadar kegiatan rutin atau rekreasi rohani, melainkan perjalanan batin.

“KITA TIDAK SEKADAR BERZIARAH ATAU MELEPASKAN LELAH DI HARI JUMAT, HARI PENDEK. TETAPI KITA SEDANG MELAKUKAN PERJALANAN ROHANI KITA MASING-MASING,” UJARNYA.

 “ZIARAH INI MENCERMINKAN HARAPAN UNTUK HIDUP BARU YANG PENUH RAHMAT, MEMPERDALAM RELASI KITA DENGAN TUHAN, DAN MERASAKAN KEMBALI BELAS KASIH ALLAH YANG TANPA BATAS,” TUTUPNYA.”

Ia juga menegaskan bahwa Porta Sancta melambangkan Kristus sebagai pintu keselamatan. Melalui pintu itu, kata dia, umat diajak menerima rahmat pengampunan dan pembaruan hidup rohani.

Ketua Kuria Legio Maria, Maria Goretti Binsasi, dalam sambutannya menyampaikan rasa syukur dan apresiasi atas keterlibatan seluruh presidium. Ia berharap kegiatan ini menjadi momentum untuk meneguhkan iman serta memperkuat solidaritas pelayanan.

“PENGHARAPAN ITU TIDAK MENGECEWAKAN,” UJARNYA. “SEKALIPUN HARI INI HANYA SATU PORTA SANCTA YANG KITA LEWATI, IMAN DAN HARAPAN KITA SEBAGAI ORANG KRISTIANI TETAP BERTUMBUH DAN BERBUAH DALAM PELAYANAN.”

Ia juga berharap kegiatan ini menjadi tradisi rohani yang terus hidup di antara anggota Legio Maria, terutama sebagai bentuk devosi kepada Bunda Maria.

Usai misa, rombongan melanjutkan doa di makam para imam Projo Keuskupan Weetebula sebagai bentuk penghormatan dan rasa syukur atas pelayanan para pendahulu Gereja. Kegiatan kemudian diakhiri dengan sesi foto bersama, makan siang, serta rekreasi ringan di lokasi ziarah.

Pada pukul 13.15 WITA, rombongan kembali ke Weetebula. Ziarah Tahun Yubelium Legio Maria tahun ini meninggalkan kesan mendalam bagi para peserta. Mereka pulang dengan sukacita serta membawa semangat baru untuk hidup, berkarya, dan melayani di tengah-tengah umat dan Gereja Allah.

- Advertisement -spot_img

More articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisement -spot_img

Latest article