Weetebula, Gema Kawula,-Pesta Family Seminari Sinar Buana tahun ini diwarnai dengan serangkaian kegiatan yang sarat makna. Tidak hanya diramaikan dengan perlombaan, persiapan liturgi dan acara kebersamaan, para guru juga diajak masuk dalam ruang refleksi. Pada Selasa, 30 September 2025, mereka mengikuti rekoleksi yang dipimpin oleh Pater Matius Selan, CSsR.
Suasana rekoleksi berlangsung hening. Para guru duduk dalam keheningan, menengok kembali panggilan dan pengabdian mereka sebagai pendidik. Di hadapan mereka, Pater Matius membuka refleksi dengan pesan yang menyentuh: setiap anak didik harus dipandang sebagai pribadi bermartabat, bukan sekadar penerima ilmu.
“Setiap siswa adalah pribadi yang berharga, bukan sekadar penerima ilmu, melainkan manusia utuh yang perlu dihargai, didampingi, dan dicintai dalam proses pendidikannya,” ujar Pater Matius.
Ia mengingatkan, karakter seorang guru adalah kunci dalam mendidik generasi muda. Kesabaran, kesetiaan, tanggung jawab, kerendahan hati, dan kepedulian adalah nilai-nilai yang mesti dijaga. Sementara itu, sikap apatis, tidak bertanggung jawab, suka mencemooh, tidak sabar, tidak setia, dan kurang rendah hati disebutnya sebagai “sifat-sifat laknat” patut dijauhi.
Rekoleksi yang singkat itu menjadi momen sarat makna. Para guru diberi ruang untuk berefleksi pribadi sekaligus bersama komunitas. Di akhir kegiatan, mereka berfoto bersama Pater Matius, sebagai tanda persaudaraan dan kenangan atas pengalaman rohani yang berharga. Sebagai bagian dari rangkaian Pesta Family, rekoleksi ini menghadirkan pesan bahwa perayaan bukan hanya tentang sukacita lahiriah, melainkan juga tentang memperbarui semangat pengabdian dan komitmen mendampingi generasi muda calon imam.
Kontributor: RD. Rio Tolang
Pembina dan Pengajar di Seminari Sinar Buana
