Keuskupan Weetebula – Komunitas Bisnis Katolik Bali (KBKB) menggelar kegiatan Kebangkitan Rohani Katolik (KRK) di Gedung Serba Guna (GSG) Gereja Katedral Roh Kudus, Weetebula, Sumba Barat Daya, Sabtu, 6 September 2025. Acara ini menjadi ruang perjumpaan iman sekaligus permenungan tentang makna keluarga dan pelayanan di tengah tantangan hidup berkeluarga.
Mengusung tema “Imanku, Keluargaku, dan Pelayananku”, KRK diawali dengan Perayaan Ekaristi yang dipimpin oleh Romo Eko Wahyu, OSC, dan didampingi Pastor Paroki Katedral, Romo Louis Keban, Pr. Ratusan umat dari berbagai kalangan usia, mulai dari anak-anak hingga lansia, tampak hadir. Sejumlah biarawati juga turut serta dalam kebaktian tersebut.
Dalam sesi utama kebaktian, Romo Eko yang dikenal sebagai pembicara rohani inspiratif, menggarisbawahi pentingnya peran keluarga sebagai ladang subur bagi iman dan pelayanan. Ia mengutip mukjizat pertama Yesus di Kana sebagai simbol bahwa pernikahan adalah tempat kehadiran ilahi.
“Pasangan suami istri adalah penolong yang setara, bukan pembantu,” ujar Romo Eko dalam khotbahnya. Ia merujuk pada kisah penciptaan Hawa dari tulang rusuk Adam sebagai dasar teologis bahwa relasi suami-istri didasarkan pada kesetaraan, bukan hierarki.
Romo Eko kemudian membagikan sejumlah refleksi praktis yang ia sebut sebagai “empat pilar pembaruan hidup pernikahan”. Pertama, doa dan pengampunan. “Tanpa doa, tidak ada pengampunan. Dan tanpa pengampunan, keluarga akan mudah retak,” katanya. Kedua, keberanian untuk menanggung penderitaan bersama, karena perkawinan adalah jalan menuju kekudusan.

Ketiga, menerima pasangan dalam ketidaksempurnaan. “Jangan sibuk mengubah pasanganmu. Serahkan pada Tuhan, karena hanya Dia yang sanggup mengubah hati manusia,” ucapnya. Pilar keempat, menjaga keintiman. Ia menganjurkan pasangan untuk terus menumbuhkan kedekatan fisik dan emosional, melalui tindakan sederhana seperti pelukan, pujian, dan perhatian terhadap keseharian.
Suasana sesi permenungan berlangsung hangat namun dalam. Beberapa peserta terlihat mengangguk-angguk, larut dalam perenungan. Acara ditutup dengan sesi tanya jawab, foto bersama, dan salam-salaman yang diwarnai canda dan pelukan hangat antarpeserta.
Ketua KBKB dalam sambutannya menyebutkan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari komitmen komunitas untuk terus menjadi perpanjangan tangan Tuhan dalam melayani umat. “Kami ingin terlibat aktif dalam kehidupan rohani umat, bukan hanya lewat bisnis, tapi juga lewat pelayanan konkret,” ujarnya.
Melalui KRK, Komunitas Bisnis Katolik Bali berharap semangat iman dan kasih dalam keluarga semakin tumbuh subur, dan umat semakin teguh dalam pelayanan di tengah arus zaman yang kian menantang.


