Praedicare Redemptionem

Latest Comments

No comments to show.

PROFIL KEUSKUPAN WEETEBULA

Keuskupan Weetebula: Jejak Misi, Pertumbuhan Iman, dan Harapan di Pulau Sumba

Keuskupan Weetebula merupakan salah satu dari 38 keuskupan Katolik di Indonesia. Keuskupan ini menjadi sufragan dari Provinsi Gerejawi Kupang, bersama Keuskupan Agung Kupang dan Keuskupan Atambua. Wilayah pastoralnya meliputi seluruh Pulau Sumba, Nusa Tenggara Timur—sebuah pulau yang dikenal dengan budaya Marapu, padang rumput luas, dan masyarakat yang religius.

Hingga kini, 26 paroki tersebar di seluruh pulau, menjadi pusat kehidupan iman umat Katolik. Dari kota hingga desa terpencil, lonceng-lonceng gereja di Sumba tetap berdentang, mengingatkan umat akan kehadiran Allah dalam hidup sehari-hari.

Awal Mula Misi Katolik di Sumba

Perjumpaan pertama masyarakat Sumba dengan iman Katolik terjadi pada 21 April 1889. Dua imam dan seorang bruder Yesuit tiba di Sumba untuk memulai pewartaan Injil. Namun, misi yang mereka rintis tidak bertahan lama; pada 1898, pelayanan ditutup, dan para Yesuit memutuskan untuk melanjutkan karya mereka di Pulau Jawa.

Tiga dekade kemudian, tahun 1929, misionaris dari Serikat Sabda Allah (SVD) melanjutkan misi Katolik di Sumba. Selama hampir 30 tahun, hingga 1957, tiga belas imam dan bruder SVD setia melayani umat Katolik di pulau ini. Pada 1957, misi diserahkan kepada para imam Redemptoris (CSsR), sementara SVD kembali fokus ke Flores. Sejak saat itu, kehadiran Redemptoris menjadi bagian penting dalam wajah Gereja Katolik di Sumba, didukung oleh kongregasi religius pria dan wanita yang ikut memperkuat karya pastoral.

Dari Prefektur ke Keuskupan

Tonggak penting sejarah terjadi pada 20 Oktober 1959, ketika Vatikan mendirikan Prefektur Apostolik Weetebula, yang dipisahkan dari Vikariat Apostolik Ende. Sepuluh tahun kemudian, pada 6 Februari 1969, statusnya ditingkatkan menjadi Keuskupan Weetebula.

Pada awalnya, keuskupan ini menjadi bagian dari provinsi gerejawi Keuskupan Agung Ende. Namun, sejak 23 Oktober 1989, wilayah metropolitnya dipindahkan ke Keuskupan Agung Kupang, menandai babak baru dalam persekutuan Gereja di Nusa Tenggara Timur.

Para Gembala Keuskupan Weetebula

  • R.P. Gerhard J. Legeland, CSsR
    Prefek Apostolik pertama (15 Maret 1960 – 1969).
  • Mgr. Gerulfus Kherubim Pareira, SVD
    Uskup pertama Keuskupan Weetebula. Ditahbiskan pada 25 April 1986, melayani hingga 19 Januari 2008, sebelum diangkat menjadi Uskup Maumere.
  • Mgr. Dr. Edmund Woga, CSsR
    Uskup petahana. Ditunjuk oleh Paus Benediktus XVI pada 4 April 2009, ditahbiskan pada 17 Juli 2009 di Seminari Sinar Buana Weetebula. Dengan motto Praedicare Redemptionem (Mewartakan Penebusan), ia terus menuntun umat Katolik di seluruh Pulau Sumba.

Selain itu, dalam masa transisi, keuskupan ini pernah dipimpin oleh para administrator dan vikaris kapitulasi, seperti R.P. Wilhelm Wagener, CSsR, R.P. Henricus Haripranata, SJ, R.P. Berthold Neij, CSsR, dan R.P. Karl Seitz, CSsR.

Kehidupan Pastoral dan Tantangan

Berdasarkan data Dokpen KWI (2020), Keuskupan Weetebula melayani sekitar 208.000 umat Katolik dari total populasi ± 884.500 jiwa di Pulau Sumba (sekitar 23,5%). Mereka dilayani oleh lebih dari 100 imam (baik diosesan maupun religius).

Tantangan pastoral di wilayah ini cukup khas. Budaya Marapu masih hidup kuat, sehingga banyak umat Katolik menjalani iman mereka dalam dialektika dengan tradisi leluhur. Hal ini membuat Gereja terus mendorong pendalaman iman pasca-baptis dan membangun dialog sehat dengan budaya lokal.

Selain soal iman, persoalan sosial seperti pendidikan, kesehatan, dan kemiskinan juga menjadi perhatian keuskupan. Maka, Gereja tidak hanya hadir dalam liturgi, tetapi juga melalui sekolah, rumah sakit, dan program pemberdayaan masyarakat.

Gereja Harapan di Bumi Sumba

Hari ini, Keuskupan Weetebula hadir sebagai tanda harapan bagi umatnya. Dari lonceng Katedral Roh Kudus di Tambolaka, hingga kapela kecil di pelosok desa, suara iman terus bergema.

Keuskupan ini bukan sekadar struktur hierarki Gereja, tetapi sebuah keluarga besar yang tumbuh di tengah padang rumput Sumba, menyapa umat yang sederhana, dan terus menyalakan harapan akan hidup yang lebih baik.

Di tanah Marapu, Gereja Katolik berakar, bertumbuh, dan berbuah—menjadi Gereja harapan bagi Sumba, dan bagi Indonesia.

Statistik Umat dan Biarawan/Biarawati Keuskupan Weetebula (Tahun 2016)

Sumber: Departemen Dokumentasi dan Penerangan KWI

KategoriData (jiwa)
Penduduk total842.897
Umat Katolik186.986
Imam Diosesan53 orang
Imam dari Tarekat Klerikal (misalnya CSsR, SDB, SVD, OCD, O.Carm)62 orang
Bruder / Frater (Tarekat Laikal)12 orang
Suster / Tarekat Laikal (wanita)80 orang
Tarekat Sekular9 orang

TAGS

CATEGORIES

Kabar Kuria

No responses yet

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *